Dalam keseharian, sering kali kita sibuk mengejar sesuatu yang belum dimiliki, hingga lupa mensyukuri apa yang sudah ada. Padahal, Allah menjanjikan, “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu” (QS. Ibrahim: 7).
Syukur bukan hanya diucapkan dengan lisan, tetapi juga ditunjukkan dengan perbuatan. Saat kita sehat, gunakan tubuh untuk beribadah. Saat memiliki rezeki, gunakan untuk menolong sesama. Saat diberi kesempatan, gunakan untuk berbuat kebaikan. Inilah bentuk syukur yang sejati.
Orang yang bersyukur akan selalu merasa cukup, meski harta sedikit. Sebaliknya, orang yang tidak bersyukur tidak akan pernah puas, meski hartanya berlimpah. Syukur mengajarkan kita melihat nikmat dari sisi yang sederhana: udara segar yang kita hirup, keluarga yang mendukung, hingga kesempatan hidup hari ini.
Dengan syukur, hati menjadi lebih tenang. Kita tidak iri pada orang lain, tidak gelisah dengan kekurangan, dan tidak sombong dengan kelebihan. Syukur adalah kunci kebahagiaan yang sebenarnya.
Maka, mari biasakan diri untuk selalu berkata Alhamdulillah dalam setiap keadaan. Karena dengan syukur, hidup menjadi lebih bermakna, dan hati selalu dalam lindungan rahmat Allah.